Kamis, 14 Mei 2009

AKU AMAT CINTA

Jam 09.00, bulan Agustus.

“Assalamualaikum, ya mas ada apa?”

“Wa’alaikumsalam, gad a apa-apa, pengen ngobrol aja.”

Suara di seberang telephone itu terdengar lembut sekali.

“Dah mandi belum mas?” tanyaku.

“Belum, tadi abis dari rumah Aji.”sahut mas Rahman.

“eh,, Ran tadi aku ketemu Faiz, dia masih mengharapkan kamu, kasihan dia. Kenapa kamu menolaknya? Dia kan baik dan mau terima kamu apa adanya?”

“mas? Bukannya aku menolak atau gimana, aku harus benar-benar mempertimbangkannya, dia terlalu protektif, aku takut jika dia aku terima, dia akan ngekang aku. Ga boleh kesana ga boleh kesitu de el el. Aku ga mau kayak gitu!”

“lha kamu maunya yang gimana?”tanyanya.

“yang penting dia bisa terima aku apa adanya aku nyaman saat bareng dia dan yang jelas hatiku berdebar jika dekat denganya. Itu aja kok.”sahutku cepat.

“ siapakah cowok itu? Apa kamu dah punya calon, hehehe”.

“Siapa ya?”. Hatiku berdebar-debar.

“ehm,,,mungkin ,,,mungkin,,,cowok yang duduk di depan cermin sambil telpon aku sekarang”….( oh my God kok terus terang banget sih?),,,aku malu,,,

“jleggggg,,!!!!!”

“maksudmu aku?.”tanya mas Rahman.

“ehmmm,,,insya”Allah mas, maaf jika aku terlalu terus terang, tapi memang sejak aku kenal kamu lewat telpon untuk yang pertama kalinya aku dah merasa ada yang aneh denganku,,,”jawabku pelan.

Nat,nit,nut,,,hapeku yang satu bunyi, ada SMS dari kakak.

Dek? Yo berangkat lihat pawai bareng bu Rini.”

“bentar ya mas aku bales SMS dulu.”

ok kak, tungggu bentar ya,,,ganti baju dulu,,,” SMS dikirim..


“mas? Udahan dulu ya, aku mo berangkat ke kampus jemput kakak, Agustusan rame mas,,eman kalo ampe ketinggalan, gpp kan mas?”

“iya, gpp, ya dah udahan dulu ya,,,wassalam,,,”

“Wa’alaikumsalam,,”

Ya Tuhan,,,apa yang kau lakukan tadi? Begitu berani dan nekatnya aku. Tapi gpp ,,,,lah udah terlanjur. Yang penting aku dah ga punya beban lagi.

Pawai 17 Agustusan ramai pisan euy,,,,,,

Pukul 00.30 lewat tengah malam.

Nat nit nut, nat nit nut, nat nit nut,,,,,,

“Hhuuuaaaah,,,,,halllooo mas Faiz,,,,”

“Halo Ran, ngantuk ya?sorry ganggu.”

“Gpp mas, da pa mas?”

“Ga ada apa-apa, pengen denger suaramu yang merdu ja..!”

“ yeee,,gombal banget,,,,hhhhuuaaaahh,,,ga bareng mas Rahman kah mas?”

“Ga,,mo telepon konferensi?”

Ehmmmm,,,haiku dag dig dug lagi,,,

“bb,,boleh”

“Tunggu ya,,”

Layar monophonicku menunjukkan panggilan menunggu, hatiku berdebar-debar, malu ejadian tadi siang. Tut,,tersambung,,,,

“hallo Ran,,”

Suara itu,,,,kenapa jantung ini rasanya mo meloncat ke dekatnya? Ayo Ran,,biasa ja,,anggap ga ada apa-apa.

“hallo juga mas,,belum tidur tah?

“Belum, nungguin telpon dari kamu,,,Iz jangan marah ya,,,hahahaha

“iyalah, kenapa harus marah?”sahut mas Faiz.

“ Eh,,bentar ya, ada telpon masuk. Tak angkat dulu,,kalian ngobrol aja.

Mas Faiz hilang, bicara dengan suara di seberang sana,,,,,1 menit dan tersambung lagi,,,,

“Hallo mas Rahman,,,,”suara perempuan terdengar lembut.

“iya,,kok telpon ke Faiz?”Tanya mas Rahman.

“tadi HPnya mas ga bisa dihubungi, ya udah akhirnya aku telpon mas Faiz.”sahut perempuan itu.

Duuuarrrr,,,,,Tiba-tiba petir menyambar kepalaku,,kenapa ga ada hujan ga ada mendung ada petri ya? Aku lemes,,,merasa sedikit kecewa,,tapi belum pasti. Mereka pun bicara dengan masing-masing kalimat yang keluar,dan aku hanya diam.

“Ran? Kok diam?dimana kamu?”Faiz mencariku.

“oh,,,aku masih di sini,,ndengerin kalian ngobrol,,”

“Ran, kenalin, itu tunangannya Rahman. Jauh juga, di Jember.”Faiz pun mencairkan suasana.

Dduuuaaarr,,petirpun kembali menyambar,,apakah arti semua ini mas Rahman?sedang kemarin kau mengaku tak punya kekasih?aku kecewa.

“hallo mbak! Aku Laila, mbak namanya siapa?”Tanya perempuan itu.

“ya,,aku Rani,,”ingin nangis,,,- _ -

“rumahnya mana mbak?”

“Pemalang dek,,”jawabku pendek,,aku tak kuasa lagi menahan air mata ini. Tuhan tolong,,,

Nat nit nut,nat nit nut,,,HPku yang satu bunyi, miscall dari mas Rahman dan kudengar suara Ila memanggil mas Rahman,,aku terdiam dan menangis. Hapeku yang satu tiap 5 menit sekali di miscall mas Rahman. Aku tahu mas kamu merasa bersalah. Benar katamu mas, kamu ga punya pacar, karena kamu hanya punya tunangan bukan pacar lagi. Kubiarkan mereka sibuk bicara, kau terlarut dalam kesedihanku.

“Ran? Kenapa diam aja?”Tanya mas Faiz.

“Ya? Gpp mas,mas?aku udahan dulu ya?ngantuk berat, besok ada kuliah pagi. Gpp, kalian ngobrol ja, aku pamit dulu ya semua,,,assalam,,,”

Ku matikan hape tanpa menunggu balasan salam dari mereka. Aku lelah,,dengan semua ini. Ku tumpahkan air mataku pada bantal kesayanganku. Hingga tertidur,,,,zzzzzzzzz!

Pagi, Pemalang nan damai.

‘Ran? Aku boleh jujur ga?

“ya mas Rahman, gpp, silahkan..”

“aku sayang dan cinta kamu!”

Jlleeggg,,,

Kalimat itulah mas yang selama ini kunanti darimu sebelum kutahu kau telah bertunangan. Tapi kini tak lagi mas. Aku tak mudah mencintai seseorang,,tak secepat kilat yang menyambar di atas kepalaku dulu. Tapi,,,,

“Ran? Kamu gpp kan?” Mas Rahman mengejutkanku.

“aku gpp mas, mas? Mas ingat ga kalo ma situ sudah tunangan? Apa mas ga memikirkan perasaan Ila, aku takut melukai perasaannya mas..”

“Apakah cinta itu memandang apakah dia sudah punya tunangan, sudah punya istri, dan sebaliknya? Aku mencintaimu Ran,,dan aku tak dapat menepis cinta ini, terlalu sakit Ran,,,”

“tapi mas,,,kenapa kemarin ga jujur padaku,,,kenapa harus kita?kenapa aku cinta padamu?”

“jika cinta inginkan aku dan kamu, apa yang dapat kita lakukan? Aku bingung Ran, menghadapi semua ini. Aku ingin cinta ini mengalir apa adanya, karena kita ga tahu rencana Tuhan esok.”

“mas,,,,,,?”

Hatiku berdebar, antara keinginan dan penahanan terhadap ketidaklurusan ini. Ini semua ga benar, ga boleh, tapi apa dayaku saat ini?

“mas? Aku sayang kamu, dan aku terima statusku sebagai yang kedua bagimu,,,,”

“terimakasih ran,,aku sayang kamu”

Sejak pagi itu semua berbeda,,sapa dari mas Rahman menghampiriku setiap pagi hingga hari-hari berikutnya. Hanya satu yang setiap hari juga membayangi tiap langkahku, Laila. Dialah yang aku takutkan sekarang. Aku takut dia terluak jika tahu hubunganku dengan mas Rahman. Semoga ada petunjuk dan penerimaan. Tapi,,,,dia wanita aku wanita,,huff,,entahlah,,.

Nat nit nut, nat nit nut,,tut

“ hallo assalamualaikum?”

“ wa’alaikumsalam, halo mbak ini aku Ila”

Bismillah,,,semoga ga terjadi apa-apa.

“Oh Ila ta? Ya, Ila ada apa.”

“mbak? Mas Rahman dah cerita semua,,tentang kalian,dan semua. Mas rahman sangat mencintaimu mbak.

Jlegggg!!!!!

Tuhan inikah langit yang runtuh yang pernah aku baca di buku-buku tentang hari akhir? Aku menangis untuk yang kesekian kali.

“dek?maafkan mbak ya,,mbak cinta masmu, hukum mbak sesuka hatimu,,caci dan maki aku dek,,,dan,,,,,”

“sssttt,,,mbak ga boleh kaya gitu,,aku mengerti mbak,,aku mengerti,,,aku tahu perasaan mbak,,,aku menerimamu mbak, kebahagiaan mas Rahman adalh kebahagiaan ku, juga kebahagiaan mbak,,,”

“benarkah itu dek? Seperti itukah pengorbananmu pada mas Rahman?”

“ya mbak aku terima semua ini dengan ikhlas,,,”

“Ila, terima kasih atas penerimaanmu padaku, terima kasih,,”

“ ya mbak,,sekarang kita saudara.”

Ya Tuhan,,,inikah rahmat yang Kau berikan padaku? Inikah jalan yang Kau pilihkan untukku? Engkau Maha Adil atas hati yang terbalu cinta segitiga,,,,

Mas Rahman, Laila,,kita akan melangkah bersama dalam dua cinta yang saling menerima,,,,terima kasih Tuhan.(fla)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan cik-cik dan uncle-uncle yang mau bercomment...Ana tunggu ya comment-nya...^__^