Sabtu, 02 April 2011

Masihkah Kau Mencintaiku? Karena, Kalau, Walau, Walaupun.



Pernah mencintai seseorang dan seseorang itu juga mencintai kita???mencintai hakikatnya adalah rasa sayang kepada sesuatu yang kuantitas sayangnya lebih banyak dibandingkan dengan yang lain. Bagaimanakah proses mencintai itu berjalan dalam diri seseorang? Jika pernah merasakan dunia berjalan sangat lambat, bunga-bunga sakura terbang di sekitar kita, atau hati yang berdegub kencang mungkin itulah salah satu proses dan tanda-tanda kita sedang jatuh cinta. Dengan mencintai dan jujur pada diri kita sendiri tentang arti cinta, maka kita tidak akan menyia- nyiakan cinta yang sudah ada dan bertumbuh dalam diri kita. Itulah awal pabrik kebahagiaan berproduksi dalam hati.
Sering terjadi pada banyak pasangan yang menyia-nyiakan perasaan cinta, yang tadinya menjadi suatu awal untuk keputusan hidup bersama. Kita sering lengah untuk memelihara cinta tersebut. Cinta yang dalam adalah dalam bentuk kasih sayang yang bisa kita ibaratkan seperti sebuah otot dalam tubuh kita, semakin dilatih dan dipelihara, maka akan jadi semakin kuat dan semakin bermanfaat untuk melancarkan gerakan dalam hidup.

Pada saat cinta mulai memudar dan perlahan tapi pasti. kasih sayang terhadap pasangan mulai menghilang, maka kita baru sadar bahwa selama ini kita tidak menghargai keberadan cinta pasangan kita. Kita mulai mengabaikan segala bentuk kasih sayang yang diberikan pada kita. Nah,,itulah pabriknya kesedihan berproduksi dalam hati dan menghasilkan air mata.Di saat kita memiliki penuh, justru kita sia-siakan! Tetapi, di saat kita mulai merasa terancam kehilangan, kita berusaha mati-matian untuk mendapatkan pengakuan bahwa dia harus tetap menjadi milik kita!

Sayangnya, dalam berjuang mempertahankan atau mencoba mengembalikan cinta pasangan, yang banyak terjadi adalah kita tidak kembali merebut cinta dengan cinta. Kita salah langkah, salah bertindak, juga salah mengadaptasikan kembali cinta itu pada keharmonisan hubungan. maka, yang terjadi adalah cinta semakin jauh untuk dikembalikan, semakin jauh untuk diraih, karena kita membuat hubungan menjadi semakin membara, dengan argumentasi yang mau menang sendiri, dengan amarah yang panas dan membuat cinta menjadi hanya legenda yang pernah ada dalam hubungan sebagai pasangan.
Kenapa cinta yang membawa kebahagiaan pada pasangan menjadi begitu mudah sirna?
Cinta yang demikian cepat pudar dan akhirnya lenyap dimakan waktu, antara lain adalah cinta yang diawali kata “karena” atau kata “kalau”.
Cinta bisa abadi dan penuh toleransi jika sudah melebur dan berubah menjadi cinta dimulai dengan kata “walau” atau “walaupun”.
Contoh cinta yang diawali kata “karena” adalah
“Karena kamu cantik, maka aku mencintaimu! ” Kemudian, “Karena kamu seorang direktur, maka saya mencintaimu! ”

Lalu, contoh cinta yang diawali kata “kalau” adalah
“Kalau kamu cinta saya, maka kamu seharusnya memenuhi kebutuhan saya!”
“Kalau kamu cinta saya, maka kamu selalu memperhatikan saya!”

Nah, bandingkan bunyi kalimat cinta yang diawali kata “walau”.
“Walaupun hidup kita kekurangan, tetapi saya tetap mencintaimu! ”
“Walau kamu sekarang di-PHK, saya tetap mencintaimu! ” atau “Walau sekarang kulitmu sudah keriput, aku tetap mencintaimu! ”
Banyaknya pasangan yang membekali diri untuk hidup bersama dengan cinta berawalan “karena” dan “kalau”, maka keluhan yang paling sering terdengar dalam ruang konsultasi adalah “serumah, tapi terasa asing” dan “setempat tidur, tapi tidak tertarik lagi”.
Cinta “karena” dan cinta “kalau” mudah pudar dan luntur. Berbeda dengan cinta “walau” yang penuh toleransi, penuh pengertian, bahkan penuh maaf atas apa yang terjadi pada pasangan kita.
Kita mampu berkata, “Walau kamu menyakiti saya, tetapi saya tetap menyayangimu.
Pilihan ada pada diri kita sendiri, mau berbahagia ya berjuanglah dalam membuat kebahagiaan di sanubari kita. Sebab, kebahagiaan itu merupakan energi yang menular. Kita tidak bisa membuat orang di lingkungan kita berbahagia, tanpa diri kita sendiri bahagia.
Bagaimana kita mau membuat orang di sekitar tersenyum, jika kita sendiri tidak mampu tersenyum karena hati penuh energi busuk yang dihasilkan dari amarah, rasa benci, jengkel dan merasa dipermainkan, dan sebagainya?
Ah…cinta itu sangatlah membuat rumit di dalam hati…xoxoxo….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan cik-cik dan uncle-uncle yang mau bercomment...Ana tunggu ya comment-nya...^__^