Senin, 26 Maret 2012

Terimakasih "RINDU" yang Membangkitkan Keikhlasanku

Pelajaran yang terberat dalam hidup saya adalah ikhlas, dalam ikhlas memaksa kita bersabahat dengan ketulusan dalam memberi dan memberi yg merupakan ilmu tersulit dalam perjalanan nafas yang ada dan tersisa, walau hanya setitik keikhalsan yg kudu saya miliki dan dipaksa memahami dari beberapa waktu berjalan dalam lingkaran rasa sakit dan pahit, belajar untuk bangkit dari hempasan permasalahan hidup yang mendorong saya ke titik dibawah NOL.
Kok dibawah NOL?, bukankah dititik NOL itu sudah tiada bilangan yang berdiri sendiri tdak positif dan negatif ?
Iya..
Saat seseorang terjatuh dan keimanan nya terkikis ga hanya terhempas ke titik dasar namun bisa turun lagi saat apa yang kita lakukan bukan untuk bangkit malah semakin bersedih, mengasihi diri sendiri dan membelenggu diri dengan meratapi nasib, mengeluh dan menghujat NYA atas "ketidak terimaan" atas apa yang terjadi.

Iya,... Saat itu saya sempat kufur nikmat, dan menggugatNYA atas apa-apa yang tidak saya terima. Sungguh sombongnya diri saya dulu, saat menghadirkan rasa sayang terhadap manusia melebihi rasa kasih dan cinta saya kepada ALLAH, itu yang akhirnya DIA mengambil apa-apa yang ada habis, pergi dan hilang tidak tersisa.
Saya sadar akhirnya bahwa DIA Maha PENCEMBURU,...
Kecemburuan NYA memaksa saya memahami nafas hidup yang tersisa seharusnya saya meluruskan tujuan saya hidup untuk apa ???
Saya buka buka kembali ayat2 CintaNYA yang berdebu dan saya buka helai perhelai mencari tahu untuk apa saya hidup dan kenapa aroma dunia begitu membuat saya terhempas seolah hidup saja enggan namun mati pun ga mau.
Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-Ku, Aku tidak mengendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak mengendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku, Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan Lagi Maha Sangat Kuat
(Adz Dzariat:56-58)

Tertegun saya dibuatnya, sudah sering ayat ini mampir ditelinga dan mata saya namun kenapa tidak menyentuh hati dan rasa saya, sulit menterjemahkan dalam aplikasi kehidupan saya.
ADA YANG SALAH DENGAN DIRI SAYA,...
ADA YANG GA BENER di TUJUAN HIDUP SAYA,........
ADA HIJAB (pembatas) dimana KEBENARAN ITU SULIT MASUK dalam HATI SAYA,...
Mungkin terlalu banyaknya dosa, dosa dosa dan dosa yang bertumpuk dan menutup hati saya hingga keruh dan berkerak.

Saya sulit ikhlas pada saat cinta saya pergi ditelan bumi, saya sulit sekali ikhlas pada saat saya harus menatap punggung cinta saya pergi meninggalkan saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat sahabat-sahabat saya pergi membawa warna hidup saya, saya sulit sekali ikhlas pada saat apa yang selama ini saya miliki harus menjadi milik orang lain, saya sulit sekali ikhlas saat saya tidak lagi memiliki apa-apa lagi, saya sulit sekali ikhlas saat jiwa saya harus berada diujung bukit asa yang nyaris pupus, iya saya sulit sekali ikhlas..... :(

Ah saya lupa, bukankah pada dasarnya yang ada hanya Allah, maka semuanya adalah milik Allah. Karena semua milik Allah, maka semua harus dikembalikan kepada Allah. Maka, ikhlas adalah memuarakan semuanya pada Allah.... seharusnya saya terima semua kehilangan demi kehilangan, kedatangan demi kedatangan, kemudian serahkan kembali semua kepada ALLAH

“ya ALLAH saya terima cinta ini dan saya kembalikan kepadaMu.... ambillah jika memang saya tidak pantas untuk memilikinya” easy to talk..... kalimat ini pernah saya berikan kepada teman saya saat dia kehilangan jiwanya dan kini kalimat itu harus saya patrikan didalam jiwa saya :)

“Dhek, lihat Air itu ikhlas, karena ia menjalankan perintah Allah untuk mengalir dari atas kebawah mengikuti grafitasi, karena tak ada pilihan lain selain taat pada Allah. Bukankah ia adalah nol. Ia milik Allah bagaimana ia akan membangkang pemiliknya, seharusnya Ade' juga begitu...” nasihat guru saya, saat saya kehilangan jiwa saya, saat saya menjadikan pondoknya sebagai sandaran jiwa saya, penampung sungai kecil diujung mata saya...

“tidak ada yang tiba-tiba kita miliki Dhek, ikhlas juga butuh waktu, butuh kesabaran, butuh waktu, butuh ruang, butuh dorongan jiwa” .... terima kasih guru,terima kasih ALLAH :)

Bagaimanapun kehendak Allah itu; bagaimanapun ketentuan Allah itu; bagaimanapun keputusan Allah itu; bagaimanapun ketetapan Allah itu, tanpa peduli dengan pujian atau makian; dalam keadaan sendirian pun; sunyi, senyap, saya harus SELALU ikhlas....
Ya ALLAH, ya RABB.... beri saya keikhlasan yang hakiki, apapun takdirMu untuk saya, apapun.... bukankah arti titik NOL adalah ikhlas
Saya pernah berada dibawah titik NOL dan motivasi guru diatas dalam keindahan kata hikmah memberi semangat saya agar merangsek naik minimal ke titik NOL dan bergerak maju dengan berfikir positif untuk belajar arti ketulusan, agar ikhlas dapat diraih dengan sabar,...

Ga mudah memang,...
Namun setidaknya ini yang membuat saya bisa hadir di sini, berbagi sedikit makna hidup tanpa harus menggurui, dan maafkan jika apa yang saya tulis disini lebih cenderung sifatnya Global dengan bahasa kehidupan, bukan bahasa agama seperti yang lain, karena saya tahu diri belum memiliki ilmu yang cukup karena saya bukanUstazdah juga bukan Santri,....

Saya hanya manusia yang pernah SALAH dan ingin memperbaiki diri dan berguna bagi orang lain, namun saya juga memiliki banyak ketrebatasan.

Maafkan segala khilaf saya yang tersirat dan tersurat,....
Karena saya manusia biasa yang masih belajar,...

Assalamu'alaikum,...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan cik-cik dan uncle-uncle yang mau bercomment...Ana tunggu ya comment-nya...^__^