Sejak kecil saya merasa bahwa di balik semua berbagai hal yang dilakukan manusia sebenarnya ada satu hal yang dicari. Jika kita dapatkan hal itu maka kita akan merasa mendapatkan seluruh isi dunia, tetapi bila tidak memilikinya -meskipun kita memiliki segalanya- kita seperti tidak memiliki apa-apa. Ya, kebahagiaan adalah sebenarnya yang kita cari selama ini. Kebahagiaan hakiki yang tak tergoyahkan. Bukan sekedar kesenangan dan kenyamanan hidup semata. Kebahagiaan merupakan sifat dasar alamiah atau fitrah manusia dan karena itu sewajanya bisa-dengan mudah- kita raih. Kemudian apa kaitannya kebahagiaan dengan ikhlas?. Mengapa sikap ikhlas sangat diperlukan dalam hidup ini dan yang terpenting bagaimana mengenali rasanya dan cara-cara mencapainya. Komponen ikhlas sendiri terdiri atas sikap syukur, sabar, fokus, tenang dan BAHAGIA. Dalam kondisi ikhlas justru manusia akan sangat kuat, cerdas, bijaksana, mampu berpikir jernih, mampu menjalani hidup lebih efektif dan produktif untuk mencapai tujuan. Bahkan hubungan kita dengan siapapun akan terasa sangat menyenangkan.
Itulah kini yang sedang sangat ingin saya pelajari. Saya ingin ikhlas, agar saya bahagia, bisa mengambil hikmah dalam setiap ujian.
Pada suatu masa di saat saya masih remaja, saya pernah merasakan semacam kekacauan dalam hidup saya dan saya sangat ingin mengubah itu melalu berbagai jalan. Namun saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan. Perubahan itu tak kunjung datang, padahal saya melihat banyak orang berhasil mengubah dirinya sendiri dengan belajar sendiri. Saya heran, mengapa saya yang rasanya meminta dan berguru langsung kepada Tuhan Sang Pencipta tidak kunjung berhasil, sedangkan mereka yang berguru kepada ciptaan Tuhan malah berhasil. Adakah yang salah? Berbagai pertanyaan konyol berputar dalam kepala. Kemudian saya berpikir, saya telah dianugrahi berkah kelahiran yang luar biasa untuk bisa berhasil di dalam apapun rencana saya. Kenapa saya tidak berpikir itu sebelumnya. Bahwa Tuhan menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan. Bahwa kegagalan bukanlah nasib, melainkan serangkaian keputusan yang kurang tepat dan selalu bisa diputar kembali menuju keberhasilan.Saya telah berprasangka buruk pada Tuhan sebelumnya, bagaimana mereset semua itu?menggunakan tombol apakah agar saya bisa kembali jernih berpikir. Lagi-lagi ikhlas lah menjadi tombolnya. Dengan tombol ikhlas, virus prasangka dan berbagai pikiran negatif pasti akan mati.
Inilah kedahsyatan kekuatan ikhlas dari Imam Baqir. Seorang hamba diantara hamba-hambaKU, yang mencari kedekatan denganKu melalu amal yang aku wajibkan atasnya, maka ia sungguh-sungguh menjadi dekat denganKU melalu amal shaleh yang ikhlas sampai Aku mencintainya. Aku menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar, dan menjadi matanya yang dengannya dia melihat dan menjadi lidahnya yang dengannya dia berbicara, dan menjadi tangannya yang dengannya dia memukul. Bila dia menyeruKU Aku menjawab dan bila dia meminta dariKU sesuatu Aku memberinya.
Dan kembali saya mantap untuk mengatakan
"Aku memutuskan untuk selalu memiliki kekuatan dan keyakinan diri. Karena aku yakin aku percaya, aku beriman bahwa cahaya kekuatan Tuhan yang menciptakan seluruh isi jagat raya selalu mengalir dalam keputusanku, pikiranku, serta dalam semua tindakanku. Sebab aku yakin bahwa sebenarnya aku hanyalah alat bagi Tuhan untuk mewujudkan rencan-rencanNYA.
Kost. 24 Maret 2012. Saat Menunggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan cik-cik dan uncle-uncle yang mau bercomment...Ana tunggu ya comment-nya...^__^