15 tahun lalu saat itu aku berumur 7 tahun, anak yang polos dan belum tahu dunia luar. Masih berpikir bahwa hanya ada orang sedusun di dunia ini, dan bahwa orang yang ada di TV itu berada di planet yang lain. Listrik pun masih langka dan setiap ingin menonton TV, bapak selalu menancapkan dua penjepit besar ke AKI yang terhubung dengan TV. Meski Cuma bisa Indosiar dan TVRI aku senang sekali, karena setiap hari rumahku ramai. Tetanggaku yang rumahnya dekat maupun jauh selalu ke rumahku untuk nonton gambar bergerak di TV (hanya rumahku yang punya TV waktu itu). Aku paling suka film India (karena setiap hari cuma ada itu) dan jika malam hari bapak nyetel dunia dalam berita tepat jam 7 malam, saat tengah malam jum’at bapak dan ibuk selalu membangunkanku untuk nonton film nya Susana. Sejak kecil aku memang suka film horror. Dan itu terbawa sampai aku kini beranjak tua. Jika pagi datang aku dan adikku berlomba mandi, minum susu, sarapan, dan berangkat sekolah bergandengan tangan. Pernah suatu ketika karena telat bangun aku dan adikku ketakutan, takut telat dan dihukum didepan kelas. Sudah sampai separuh perjalanan kami melihat bu Misgiatun, biasanya guruku ini berangkat saat bel sudah dipukul. Karena ketakutan yang luar biasa akhirnya aku mengajak adikku pulang. Ya, kami bolos sekolah. Dan dengan polosnya kemudian kami pulang di rumah, kami jujur pada ibu kami bolos. Ibu marah, tapi bukan hal yang menakutkan bagi kami. Karena ibu tidak pernah memukul kami.
Oh ya, aku dan adikku punya kucing, tapi tidak pernah diberi nama. Aku pecinta kucing, adikku juga. Tapi tidak pernah berumur lama mereka selalu mati, entah diracun atau di lempar batu oleh tetangga, kucing memang binatang kan…sedih aku jika ingat kucing-kucingku. Pernah saking sayangnya aku pada kucing, ada kucing yang punya penyakit gatal pun aku rawat, tapi karena bapak sama nenekku jijik, saat aku sekolah dibuang kucing itu entah kemana. Aku menangis dan marah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kucing itu bagai sahabat buatku, entahlah aku seperti mengerti perasaan mereka. Setelah berkali-kali memelihara kucing, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk tidak memelihara lagi, kasihan kalo mati lagi.
Sejak itu aku dan adik selalu mempunyai binatang peliharaan yang berbeda-beda, mulai dari chipmunk, chicken, dan bird. Aku selalu saja bertengkar dengan adikku, dan meski yang salah adikku tapi yang dihukum oleh bapak pasti aku. Aku selalu mengalah untuk adik. Pernah saat itu karena aku nakal sekali mungkin, bapak melayangkan tangannya tepat dipahaku hingga meninggalkan stempel tangan bapak berwarna merah, aku menangis dan mengadu pada ibuk. Memang bapak selalu lebih sayang pada adik dan ibuk sayang padaku. Ah, masa kecil yang penuh sensasi!! (^_^)…
Setiap malam sebelum tidur (umur 7 tahun aku sudah tidur sendiri) bapak selalu menceritakan kisah-kisah jaman dulu, aku masih ingat bapak pernah menceritakan tentang Gunug Dhuwur yang katanya puncaknya Mahameru yang di potong dan kemudian di bawa menggunakan tali dan kayu ketela oleh Punakawan untuk diletakkan di Cokrokembang. Pernah bercerita juga tentang hujan abu saat Gunung Kelud meletus. Bercerita tentang kancil dan pak tani, bercerita tentang Rama Shinta. Semua bertujuan agar aku bisa tidur nyenyak dan tidak telat bangun. Bapakku memang pandai mendongeng. Ingin rasanya mengulang masa-masa kecilku.
Pernahkah berpikir untuk mengulang masa-masa kecil kalian? Bagaimanakah masa-masa kecil kalian? Adakah sama dengan ceritaku ini? Memang masa kecil itu masa yang paling luar biasa, karena dia menentukan akan seperti apa kita di saat besar nanti. Thanks Daddy and Mommy…and My sister,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan cik-cik dan uncle-uncle yang mau bercomment...Ana tunggu ya comment-nya...^__^